Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Oktober 2010

gambaran pengetahuan pasien katarak tentang tindakan operasi di URJ Mata BP RSD

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Perkembangan dibidang kesehatan yang pesat dengan ditemukaannya banyak metode tentang penatalaksanaan pada pasien katarak memungkinkan setiap pasien merespon positive temuan tersebut. Namun kondisi tersebut juga diikuti oleh tren pengobatan alternatif dengan penawaran biaya pengobatan dan perawatan yang lebih murah. Hal tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri bagi petugas kesehatan agar dapat tetap eksis dan dipercaya masyarakat umum, dengan memberikan mutu pelayanan yang optimal dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Secara konsep medis katarak memerlukan tindakan yang serius untuk mencegah timbulnya komplikasi (Vaughan, Dale, 2000).
Kebutaan merupakan suatu keadaan yang sangat menakutkan bagi klien  karena dapat menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas. Penglihatan sangatlah penting untuk menigkatkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Respon individu terhadap penyakit berbeda-beda, sebagian kecil ada yang merasa tidak begitu penting memeriksakan kesehatan mata kedokter mata, walaupun dengan jelas penderita dapat merasakan gejala-gejala yang abnormal pada dirinya  yaitu pandangan mulai kabur (Sidarta Ilyas,  2001).
World Health Organization atau WHO memperkirakan bahwa terdapat antara 27 sampai 35 juta orang buta di seluruh dunia saat ini. Angka ini meningkat sampai paling sedikit 42 juta apabila kriteria diperluas untuk mencakup ketajaman penglihatan 20/200 atau kurang. Sembilan puluh persen orang buta hidup di negara sedang berkembang, umumnya di Asia sekitar 20 juta dan Afrika adalah 10-40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan resiko di negara berkembang di Amerika dan Eropa. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak, sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak, sekitar 3,1 Juta (1,5%) penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan dan penyebab kebutaan yang terbesar adalah katarak 0,78%, glukoma 0,20%, kelainan refraksi 0,14%, gangguan retina 0,13% dan kelainan kornea 0,10%. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia (Vaughan, Dale, 2000).
Di poli mata RSD  jumlah pasien katarak dipoli mata pada tahun 2008 didapatkan 1308 pasien, yang terdiri dari kunjungan baru 806 orang atau 61,62%, kunjungan lama 502 orang atau 38,37%. Di lakukan tindakan operasi berjumlah 252 pasien atau 19,26% dengan kasus katarak senil.
Sedangkan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2009 di dapatkan 125 pasien katarak, kunjungan baru 73 orang dan 52 orang kunjungan lama, menurut advise dokter pada lembar status pasien didapatkan 83 pasien dengan rincian 49 pasien atau 39,2% sudah dilakukan tindakan operasi katarak dan 34 pasien atau 27,2% menolak dilakukan tindakan operasi. Berdasarkan uraian data diatas, masalah penelitian adalah masih ada pasien yang menolak dilakukan tindakan operasi katarak.
Kemungkinan faktor yang mempengaruhi pasien katarak menolak tindakan operasi  diantaranya adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan itu dapat diperoleh dari aktifitas individu atau seseorang setelah melihat mendengar merasakan dan atau mencoba serta mengalami suatu keadaan tertentu dan pada akhirnya akan diperoleh suatu pengetahuan yang baru dan dapat kita sebut sebagai suatu pengalaman, bagi mereka yang melakukan sendiri akan diperoleh suatu pengetahuan yang baru tetapi bagi mereka yang tidak mau mencoba pengetahuan mereka adalah sangat minim (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi pengetahuan atau informasi yang didapat pasien katarak maka, kemungkinan akan dimanifestasikan mampu berfikir tentang orientasi panyakit yang diderita dan cara mengatasinya. Sabaliknya bagi pasien katarak yang mempunyai pengetahuan rendah, kemungkinan mereka akan sulit untuk menyesuaikan hal tersebut yakni tetap menolak tindakan operatif.
Faktor lain yang berperan terhadap pasien katarak menolak tindakan operatif  adalah ekonomi, pendidikan, usia, peran keluarga, dan peran petugas kesehatan. Apabila faktor tersebut diatas mendukung pasien katarak melakukan tindakan operatif, maka pasien katarak akan melaksanakan tindakan operatif sesuai anjuran, sebaliknya bila faktor tersebut diatas tidak mendukung atau menolak melakukan tindakan operatif, maka pasien tidak akan melaksanakan anjuran tersebut.
Katarak merupakan suatu keadaan patologis lensa, di mana lensa akan menjadi keruh akibat terjadinya hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein, kekeruhan akan mengenai kedua  mata dan berjalan secara progresif dan tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama, kekeruhan pada lensa dapat terjadi sejak lahir dan akan mulai terlihat pada usia 1 tahun sampai pada usia lebih dari 50 tahun. (Sidarta Ilyas, 2001)
Pada awal mulanya pasien katarak masih menganggap sakit mata atau pandangan kabur,  penglihatan seperti berasap dan tajam kemudian mulai menurun secara progresif  merupakan hal yang biasa, yang mereka anggap biasanya di akibatkan oleh faktor usia. Penglihatan dan dari gejala yang ringan tersebut apabila tidak segera dilakukan tindakan operasi katarak atau tindakan pembedahan akan menjadi gejala yang lebih berat dan akhirnya mengakibatkan kebutaan total. Adapun berat ringannya penyakit bagi klien akan memberikan dampak terhadap status kesehatan terutama pada klien yang mengalami penurunan fungsi penglihatan yakni dapat mengakibatkan kemunduran jam kerja dan kemunduran kemampuan beraktivitas (Sidarta Ilyas, 2001).
Sebagian besar kasus katarak memerlukan tindakan operatif dan memerlukan perawatan yang lama, tentunya memerlukan banyak biaya, disamping itu pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan katarak juga menjadi penyebab seorang pasien menolak dilakukan suatu tindakan operatif dan memilih tindakan alternatif (Beresford M. Steven dkk, 2001).
DST.................ANDA BUTUH LENGKAP SAMPAI BAB TERAKHIR DAN LAMPIRANNYA SAMPAI DATA SPSS DALAM BENTUK DATA WORD.....HUBUNGI 085645040345

Tidak ada komentar: