Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Oktober 2010

pengetahuan keluarga tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada lansia di Dusun Ngangkrik Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?

BAB  1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakan
Pembangunan Nasional pada khakikatnya pembangunan dalam sistem kesehatan Nasional. Disebutkan bahwa tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja serta hidup layak sesuai dengan martabat manusia tidak terkecuali warga negara yang tergolong lansia.
Setiap manusia pasti akan mengalami suatu proses yang dinamakan proses menua. Proses menua pada seseorang berlangsung sejak pembuahan sampai pada saat kematian. Tanda-tanda proses itu semakin jelas sejak usia 30-60 tahun keatas. Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia dan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut (Wirakusumah. ES, 2002).
Meningkatnya populasi lanjut usia seringkali dianggap sebagai beban bagi anggota keluarga karena rentan terhadap serangan berbagai penyakit yakni membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi. Keberadaan lansia memotivasi kesadaran akan pentingnya upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kelompok lanjut usia sehingga secara fisik maupun mental mereka dapat merasakan kenyamanan, kebugaran serta dapat memberikan respon yang baik terhadap semua kesempatan yang ada (Watson Roger, 2003)
Umumnya orang tua segera menyadari kalau mereka mengalami kemunduran  kemampuan melihat atau mendengar namun seringkali mereka tidak menyadari adanya perubahan terhadap sensitivitas indra penciuman dan perasa karena perubahan ini berlangsung secara perlahan-lahan dan perubahan ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi  kualitas hidup dan kesehatan lansia secara menyeluruh. Rasa makanan merupakan paduan beberapa persepsi dengan bertambahnya usia, indera perasa, reseptor penciuman akan berkurang jumlahnya. Penurunan sensitivitas indera penciuman menyebabkan makanan terasa kehilangan aroma sehingga menjadi kurang menarik dan tidak menyenangkan lagi (Wirakusumah. ES, 2002).
Perubahan gizi pada lansia merupakan salah satu masalah yang harus ditangani, hal ini akibat perubahan pola makan, perubahan fisik maupun mental yang diperburuk oleh penyakit degeneratif yang diderita sehingga makin memperparah kondisi kekurangan gizi (Watson Roger, 2003)
Menurut Wirakusumah. ES, (2002), di masa mendatang, jumlah lansia di Indonesia semakin bertambah. Tahun 1990 jumlah lansia 6,3% (11,3 juta orang), pada tahun 2015 jumlah lansia diperkirakan mencapai 24,5 juta orang dan akan melewati jumlah balita yang pada saat ini diperkirakan mencapai 18,8 juta. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1995 jumlah lansia 60 tahun keatas sebesar 7,5% atau 15 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 1986 sebesar 5,3% ataau 9,5 juta jiwa. Tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan menempati urutan ke 6 terbanyak di Dunia dan melebihi jumlah lanjut usia di Brazil, Meksiko, dan di Negara Eropa. Sedangkan lansia yang mengalami kurang gizi di Indonesia sebanyak 3,4%, mempunyai berat badan kurang sebanyak 28,3%.
DST.................ANDA BUTUH LENGKAP SAMPAI BAB TERAKHIR DAN LAMPIRANNYA SAMPAI DATA SPSS DALAM BENTUK DATA WORD.....HUBUNGI 085645040345

Tidak ada komentar: