Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Oktober 2010

pengetahuan ibu nifas primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir normal di Puskesmas Pembantu Sungelebak Kecamatan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh kualitas manusia sejak masih dalam kandungan hingga usia balita, yang merupakan masa kritis bagi kehidupan dari pertumbuhan dan perkembangan manusia. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, perlu ditekankan dalam upaya pembinaan kesehatan prenatal termasuk perawatan bayi baru lahir. Agar kualitas manusia dapat tercapai perlu diberikan pelayanan kesehatan sejak masa hamil dan saat persalinan, sehingga ibu dan bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat. Pemantauan janin dalam kandungan dilaksanakan selama proses kehamilan sampai berlangsungnya persalinan dan dilanjutkan dengan perawatan bayi sejak lahirnya kepala bayi dari jalan lahir (Depkes RI, 2000).
Peran, tugas dan tanggung jawab orang tua dimulai sejak masa kehamilan dan semakin bertambah saat bayi dilahirkan yaitu merawat dan mengasuh bayi. Pada periode awal, orangtua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya, bahwa bayi merupakan pribadi yang belum matang, tidak berdaya dan memiliki sifat tergantung, sehingga perlu perlindungan, perawatan, dan sosialisasi yang ditandai dengan masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuhnya (Bobak, 2005).
Perawatan yang diperlukan oleh bayi sangat membawa perubahan dalam kehidupan ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain. Pada saat-saat yang tidak dapat ditentukan, bayi menuntut diberi minum, diganti popok dan menangis. Akan tetapi sulit membedakan, terutama dalam minggu-minggu pertama antara tangisan lapar, ketidaksukaan dan tangisan memanggil ibu. Dalam menghadapi masalah ini orang tua, sering kali kurang mengetahui dan memahami tentang kebutuhan bayi, sehingga orang tua akan merasa bahwa tuntutan bayi terlalu berlebihan (M. Damanik Sylviati, 1997).
Bagi Ibu yang merawat bayi pada bulan pertama sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah, betapa tidak; mulai lepasnya tali pusat sampai menjaga kebersihan  tubuh bayinya, memang awalnya  merasa gamang, mengingat yang dihadapi adalah bayi yang masih kecil yang nampak tak berdaya dan sangat membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Dengan bekal pengetahuan suami dan intuisi seorang ibu, dalam memandikan bayi usia neonatal dini akan terasa  dengan baik dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Keadaan tersebut betul terjadi bagi yang sudah mengalami atau berpengalaman tetapi ibu yang baru pertama hamil akan terjadi justru sebaliknya (Depkes RI, 2000).
Merawat bayi sehari-hari  merupakan tugas yang harus dikuasai dan mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi yang terpenting didalamnya mencegah komplikasi akibat perawatan yang kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa lemak tubuh serta keringat, merangsang peredaran darah dan memberi rasa segar dan nyaman (Bobak,  2005).
Memandikan bayi merupakan suatu upaya ibu untuk melakukan kontak dengan bayi, hal ini merupakan salah satu proses Bounding Attachment yang erat hubungannya dengan proses tumbuh kembang bayi karena bayi dan ibu membentuk ikatan batin satu dengan yang lain. Idealnya bayi mengembangkan ikatan yang baik diasuh dengan kemampuan cepat tanggap (respon) yang tinggi dipihak ibu. Hubungan pasangan ibu dan bayi merupakan determinan penting pada kesejahteraan masa anak-anak kelak. Ikatan batin anak paling mudah dimunculkan melalui kepekaan pengaruh yang dapat didefinisikan sebagai terpenuhinya kebutuhan emosi, cepat tanggap dan stimulasi yang tepat dan konsisten dari waktu-kewaktu (Mirian Stoppard, 1999).
Menurut Wendy  Rose Neile (1999) kebanyakan ibu merasa ngeri dan takut memandikan sendiri bayinya, apalagi bila bayi itu baru berumur beberapa hari saja dan akan meminta bantuan kepada orang lain. Ibu primipara menjadi hawatir dan takut kalau nantinya ada salah pada anak mereka dan akan menjadi bahaya fisik pada bayi. Namun dalam perawatan bayi tidak cukup hanya mandi saja tetapi masih memerlukan yang lain misalnya perawatan tali pusat, kebersihan kulit, kebersihan kepala dan lobang termasuk lipatan tubuh yang sering sebagai tempat kotoran (najis)
Semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bayi diharapkan berkembang sebagaimana mestinya diperlukan rangsangan dari berbagai bagian tubuh. Terdapat keyakinan yang  kuat bahwa rangsangan dini membantu bayi untuk berkembang tetapi kenyataannya masih didapatkannya ibu-ibu yang belum mampu merawat bayinya sendiri dan merasa takut serta menyerahkan perawatan pada orang lain sehingga menimbulkan gangguan psikologis pada bayi dan akan mempengaruhi perkembangan bayi karena kurangnya rangsangan dari ibunya (Elzabeth Fenwiek, 1999)
Dari uraian diatas yang menguraikan begitu pentingnya tentang perawatan bayi baru lahir, berdasarkan kondisi di lapangan masih ada diantara para ibu yang belum mampu memberikan perawatan bagi bayinya yang baru lahir. Sesuai pendataan yang dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2009 di Puskesmas Pembantu Sungelebak Kecamatan  didapatkan 19 orang ibu bersalin, terdiri dari 4 ibu multipara dan 15 ibu primipara. Hasil survey awal selama 1 kali 24 jam didapatkan dari 3 orang ibu nifas primipara yang melahirkan, 2 orang (66,66%) dalam merawat bayinya baik memandikan, merawat talipusat dan memberikan ASI kurang benar, sedangkan hanya 1 orang (33,3%) yang merawat bayinya secara benar. Disamping itu peneliti juga melihat bahwa ibu nifas primipara masih nampak kaku dan mempunyai rasa takut untuk memegang dan menggendong bayinya, apalagi memandikan, merawat tali pusat dan memberikan ASI. Dengan demikian dapat dipelajari bahwa masih ada para ibu belum mampu memberikan perawatan pada bayi baru lahir.
Ketidakmampuan ibu merawat bayi baru lahir normal kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan, pendidikan, sosial budaya, pekerjaan, peran petugas kesehatan (perawat atau bidan), peran keluarga, motivasi dan sosial ekonomi.
Pengetauan ibu nifas primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan bayinya dengan benar.  
Pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, keluarga atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku (Soekidjo.Notoatmodjo, 2003). Pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat persepsi dan pemahaman seseorang. Pendidikan sangat diperlukan manusia untuk mendapatkan informasi. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah pula mereka mencerna informasi dan pengetahuan yang mereka miliki. Pada seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mampu mengatasi serta menggunakan koping yang efektif daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah.
DST.................ANDA BUTUH LENGKAP SAMPAI BAB TERAKHIR DAN LAMPIRANNYA SAMPAI DATA SPSS DALAM BENTUK DATA WORD.....HUBUNGI 085645040345

Tidak ada komentar: